MICHELLE, And Other GIRLS

Posted: Senin, 21 Juni 2010 by LAGUPEDIA in Label: , , ,
1

:michelle, my belle ..
:these are words that go together well,
:my michelle ..

Suatu ketika sekitar 64an, Paul menghadiri pesta acara seni bergaya bohemian ala Prancis. Ia rada mati kutu lantaran gak bisa melebur dalam bahasa Prancis, walau dikelilingi para wanita. Gak spesifik dijelaskan apakah John nimbrung hadir, karena pesta itu diselenggarakan oleh mantan guru seni John yg berkebangsaan Prancis. Ketika setaon kemudian John bertanya, ada kesan apa dari pesta itu? Paul menjawab ia sempat membuat draft lagu tentang wanita di situ, lantaran suntuk mo ngapain.
Draft itu sudah dilengkapi potongan berlirik Prancis, Paul dibantu istri rekan lamanya. Ivan Vaughan sang sahabat sejak kecil, adalah yg memperkenalkan Paul dgn John ketika masih di high school. Awalnya Vaughan malah nimbrung sebagai pemain bas The Quarrymen, kemudian ia mengusulkan Paul taon 1956 untuk menggantikannya. Kelak Vaughan menikah dgn seorang guru bahasa Prancis, yg bantu Paul memoles lirik lagu Michelle itu. Meski Paul rada keseleo lidah saat melafalkan "sont des mots" menjadi "sont les mots .." (these are words ..), tapi selanjutnya telah tertulis demikian dan resmi sbg lirik lagu Michelle.
:michelle, my belle ..
:sont des mots qui vont très bien ensemble,
:très bien ensemble ..

Kontribusi John juga cukup besar sehingga Michelle mendapat kredit sbg karangan Lennon / McCartney. Selain kasih semangat Paul untuk ngeberesin Michelle, pun turut menambah teriakan khas "I Love You .. I Love You". John merasa cukup keren, doi dapet ide setelah mendengar Nina Simone menyanyikan lirik I Love You .. I Love You secara blues. Maka John rada ngotot mengatakan lagu Michelle juga berbau blues, walau jatuhnya lebih ke swing yg diperlambat. Ya blues gak kesampaian deh, sementara Bitels kembali bersiap merekam album Rubber Soul 1965.

:ilove you, i love you, i love you
:that's all i want to say, until i find a way
:i will say the only words i know that
:you'll understand ..
John gak mau kalah, iapun mengarang tokoh cewek fiksi juga dan cukup diberi judul "Girl". Ia gak ingin secara provokatif menyakiti Cynthia, maka lagu Girl dibalur dgn tujuan lain. Konon untuk menandingi gaya lagu milik the Beach Boys yg terkenal dgn Syalalaa lala .., John memilih bersenandung tit tit tiiit. Kelak ada yg menganalisa bahwa senandung itu untuk mengejek gereja secara halus (jika paham makna 'tit'). Namun kembali ke perihal wanita, yg kentara punya porsi besar dalam tema album ini, adalah pada lagu Norwegian Wood. Dari interpretasi beragam atas lirik Wood, justru John sengaja menyisipkan firasat bahwa ia akan berpisah dgn Cynthia.

Eh Paul terpancing lagi, jika Michelle adalah figur khayal, maka ia melampiaskan uneg2 gak puasnya kepada Jane Asher lewat dua lagu sekaligus. You Won't See Me dan I'm Looking Through You, terhadap hubungan yg gak mulus lantaran kesibukan masing2 terutama Jane sbg artis. Sementara si pendiam George, tumben nyumbang lagu dalam tema perempuan. Yakni If I Needed Someone, tapi tujuannya berbeda dgn dua rekannya. George naksir abis kepada Pattie Boyd, yg walaupun berhasil dinikahi kelak akan pindah ke pelukan sahabat karibnya. Seluruh dunia sudah paham kisah ini, siapa lagi kalo bukan Eric Clapton. Ringo? Doi paling anteng sembari lebih milih maen ping pong, walau kelak akan menceraikan Maureen untuk mengejar gadis Bond, Barbara Bach.
Yang kini masih dianggap jadi misteri, siapa sebetulnya Michelle? Bagi kaliber Paul, gak mungkin hanya sekadar rekaan belaka. Paul selalu mengelak, dgn alasan ribuan cewek Prancis pasti banyak yg bernama Michelle. Juga asumsi permainan kata, lafal Michelle dirasa pas untuk diikuti akhiran "ma belle". Tapi ada yg menyebut nama dari guru John yg membuat pesta ala Prancis itu, Austin Mitchell, it's makes sense. Sementara Girl dari miliknya John, agaknya sudah terkuak. Yakni buat sosok Yoko Ono, meski saat itu John belum bertemu Yoko hingga November 1966.

Semua kisah mengenai topik ide dan cara menulis lirik, merupakan kekayaan khas milik The Beatles. Album Rubber Soul juga dianggap fenomenal, salah satu rekaman Bitels terpopuler dgn banyak singel menjadi hits. Album ini pulalah yg menjembatani proses kreatifitas Bitels, dari awalnya serombongan musisi jejingkrakan berponi menjadi lebih serius dan terkonsep pada era berikutnya. Dari konsep menjadi terkenal dan kaya, selanjutnya idealis dan memberi perubahan. Mereka lakukan semua itu gak lebih dari satu dekade, untuk jadi legenda sepanjang masa. Sejak generasi analog melalui piringan hitam, reel dan kaset, hingga ke era digital dan UTube.
:and i will say the only words i know that
:you'll understand .. my michelle
-duke-

1 komentar:

  1. ROMEO says:

    ONE OF MY FAVE SONG