TEARS In HEAVEN

Posted: Senin, 21 Juni 2010 by LAGUPEDIA in Label: ,
1

:would you know my name, if i saw you in heaven?
:would it be the same, if i saw you in heaven?
:i must be strong and carry on, 'ause i know
:i don't belong .. here in heaven

Cinta adalah 'agape', kasih perogeratif Tuhan. Cinta adalah 'phileo', berkaitan kepada sahabat. Cinta adalah 'storge', tanpa syarat dari orang tua. Cinta adalah 'eros', cocok buat lagu dan film romans. Cinta juga adalah sacrifices, casualty, victims, price, passionate, lust, desiree, can't buy or blind? Semampu apa seseorang jika cinta membutuhkan bukti sekaligus menuntut imbalan?
Adalah penyesalan Eric sbg ayah yg merasa gagal, ketika Connor putranya semata wayang meninggal pada kecelakaan tragis 1991. Eric sendiri punya trauma masa kecil amburadul, mengakibatkan sifatnya yg pemurung dan introvert. Ia memanggil neneknya sbg ibu, sementara ibu kandungnya malah dianggap kakak perempuan. Maka saat Lory memberi seorang putra, adalah karunia yg dianggap bisa mengoreksi masa silamnya. Selama empat taon ia memanjakan Connor, hingga berkesan melupakan Ruth yg lahir setaon setelah Connor.

Tears in Heaven awalnya untuk album soundtrack film 'Rush' (1992), yg selanjutnya juga muncul dan lebih terkenal pada kompilasi unplugged milik Eric. Eric menggarap album film bersama Will Jennings, sahabat lamanya ketika bersama Blind Faith dan Stevie Winwood. Mereka berdua pernah membantu Winwood meraih Grammy lewat album Back In The High Life, sementara Jennings juga terkenal sbg spesialis Oscar lagu film kayak Up Where We Belong (An Officer and A Gentleman) dan My Heart Will Go On (Titanic). Ketika selesai menggarap lagu Help Me Up, Eric curhat ke Jennings, "Aku ingin bikin sesuatu buat Connor".

Eric sudah menyiapkan nada, tinggal menyusun lirik dan perlu saran dari Jennings. Sang sahabat tertegun, merasa gak siap dan rasanya terlalu personal. Namun ia mendengarkan draft nada dan lirik Eric, serta mengatakan OK. Untuk gak terlalu mengecewakan, Jennings menambah satu bait lirik "Time can bring you down, time can bend your knees" sembari tetap gak ingin terlibat. Lirik itupun sebetulnya dimaksudkan untuk menguatkan Eric, agar dapat bangkit dari keterpurukan. Maka jika didengar secara keseluruhan album Ost Rush (yg CDnya udah langka), Tears in Heaven rada gak nyambung dgn lagu lain yg dominan blues.
Melalui album Unplugged, Eric seolah melepas semua perasaan bagi Connor. Dibuka dgn instrumental 'Signe' yg mengalir bebas, diambil dari nama kapal pesiar yg pernah disewanya bareng Connor. Juga lagu Circus (Left Town), kenangan beberapa malam sebelum tragedi dimana Eric sempet ngajak Connor nonton sirkus. Klimaks tentu pada Tears in Heaven, yg merupakan salah satu hits terbesar dalam karir Eric. Walau dalam gejolak ia selalu dapat mengatupkan bibirnya (lagi, ala gentlement British), namun seorang pria memiliki batasan. Beda antara cinta dan kehilangan teramat tipis, semua memiliki makna. Dan sepuluh taon setelahnya, Eric memutuskan gak akan bersedia lagi membawakan lagu Tears in Heaven.
:time can bring you down, time can bend your knees
:time can break your heart, have you begging please
:beyond the door there's peace i'm sure
:and i know there'll be no more
:tears in heaven ..
-duke-

1 komentar:

  1. DWI says:

    Tulisan yang mengharukan... Trims