Kematian Itu .. ('Tomorrow Never Knows')
Posted: Sabtu, 19 Juni 2010 by LAGUPEDIA in Label: aldous huxley, aleister crowley, jim morrison, phil collins, the beatles, the grateful dead
5
Ketika frase yg berbunyi "kematian adalah awal", mungkin terasa lebih cocok bagi kuping para seniman atau penganut selera psychedelic yg jamak dgn pengalaman "spiritual journey". Padahal sama saja jika diterjemahkan seperti kalimat "pertemuan adalah awal perpisahan", terasa lebih umum dan gak berkesan seram. Lantas kenapa harus cocok bagi seniman atau penganutnya, mungkin saja seniman gak keliwat pusing dgn perkara lahir dan mati, terutama lebih akrab dgn selera abstrak berikut improvisasi. Adapun jika ingin diteruskan ke beberapa mahakarya semacam perkembangan agama berikut kitab sucinya, bisa dicurigai adalah hasil "di luar kemampuan dan nalar otak manusia normal". Penganut agama apapun tentu akan membela, mengatakan itulah sabda dan karya Tuhan plus embel2 wahyu secara ghoib. Tanpa bermaksud menghujat atau SARA, kenapa gak pernah memeriksa bahwa para nabi dan penerima wahyu itu sebetulnya sedang ON atau mendapat stimulasi lebih sehingga "kerasukan"? Kerasukan bisa berarti mabok, atau in trance, atau akibat diculik Alien, tinggal pilih yg mana. Artinya telah terdapat spektrum pengalaman yg lalu diterjemahkan segenap indrawi saat memperoleh guncangan emosional, bisa berupa histeria atau kehilangan teramat sangat, atau stimulan antara lain melalui suplemen artifisial tertentu dgn efek yg melewati ambang kesadaran. Efek buster begini yg sanggup merubah persepsi objektif (rasional), bahkan mengatur pola perspektif kesadaran akal (logic) hingga melanglang ke alam mistik.
Inilah dunia psychedelic dalam konteks budaya terutama musik sbg pengejawantahan pengalaman saat trance, untuk menyebut sensasi terhadap "A secret journey". Terjemahan dalam mengarungi sebuah pengalaman lewat kendaraan persepsi yg sebelumnya tak pernah dikenal secara umum, or by the creative exuberance of mind liberated from its ordinary restraints. Contoh, jika kemampuan optimal kinerja otak manusia waras umumnya gak sampai 15% dari kapasitas menurut Einstein, maka nikotin pada rokok dapat merupakan contoh legal untuk menstimulasi Endorphin sehingga otak jadi lebih giat sekaligus memberi rasa rileks. Booster seperti inilah yg selalu dicari bahkan diciptakan untuk mengeksplorasi kemampuan manusia terutama aspek kreatif, pada dasarnya adalah demi optimalisasi itu sendiri. Konsep inilah yg mungkin ditelan Jim Morrison saat mengutip lirik puisi Mind at Large dari buku "The Doors of Perception" karangan Aldous Huxley, dimana ia menterjemahkan bahwa pikiran manusia didominasi aspek normatif (sense, mind) kemudian ditunjang aspek biologis (nalar). Nah, bagaimana jika aspek biologis yg penuh keterbatasan jasmani itu dapat ditembus oleh aspek pikiran yg lebih multi dimensi? Huxley telah meyakini bahwa fungsi sistem saraf pusat seharusnya adalah berupa benteng yg memilah antara "keniscayaan" (irrelevancies), seharusnya dapat berganti dgn segala sensasi yg bisa dirangsang pada saat tertentu. Pikiran memang jauh powerful ketimbang fisik.
That you may see
The meaning of within ..
It is being,
It is being
The meaning of within ..
It is being,
It is being

That love is all
And love is everyone ..
It is knowing,
It is knowing
And love is everyone ..
It is knowing,
It is knowing
Manusia selaku mamalia yg mengaku berbudaya akan terus membuktikan eksistensinya sbg kaum spiritual, sanggup mengeksplorasi nalar ke luar ranah otaknya serta menunggangi pikiran (mind over the body). Sebelum George Harrison pernah menerima buku The Lamps of Fire tulisan Juan Mascaro yg banyak merangkum kata bijak ajaran Tao, John Lennon sudah duluan 'memulai pencerahan' saat ia kesasar di sebuah toko buku lalu membawa pulang buku 'The Psychedelic Experience; A Manual Based on the Tibetan Book of the Dead' karya Timothy Leary. Gak begitu jelas dampak signifikan buku tersebut bagi The Beatles namun Lennon semakin giat mendalami aspek spiritual yg kelak mempengaruhi corak lirik maupun kreatifitas nadanya. Juga artinya sebelum Harisson dianggap mempelopori perjalanan ziarah para The Beatles ke negeri Timur untuk kemudian menghasilkan masterpiece semacam The Inner Light (1967), Lennon telah duluan kerasukan dogma oriental lahir bathin termasuk lebih memilih Yoko Ono ketimbang The Beatles bahkan keluarganya. Tentu saja berikut campur tangan aditif sembari ditemani LSD untuk memasuki spiritual journey berikut lirik pencerahan semacam "When in doubt, relax .. turn off your mind, float downstream!"
That ignorance and hate
May mourn the dead ..
It is believing,
It is believing
May mourn the dead ..
It is believing,
It is believing

But listen to the
color of your dreams ..
It is not living,
It is not living
color of your dreams ..
It is not living,
It is not living

Or play the game
Existence to the end ..
Of the beginning,
Of the beginning
-duke-
Existence to the end ..
Of the beginning,
Of the beginning
-duke-
Read more...