I M A G I N E

Posted: Sabtu, 19 Juni 2010 by LAGUPEDIA in Label: , , ,
2

,

Dari keempat sosok liverpudlians (sebutan khas untuk 'awak liverpool', juga digunakan bag para fanatik klub sepak bola 'Liverpool') yg disebut 'The Fab Four', telah terdapat tipikal tertentu. Misalnya, Paul McCartney yg sering disebut sosok paling aristokrat dan manis (terutama tampang baby face), juga paling melodius dgn karyanya yg indah-puitis seperti: Here There and Everywhere, Hey Jude, Yesterday, dsb. Lalu George Harrison si pendiam nan pemikir sekaligus spiritual, menciptakan karya lebih melankolis - introspektif seperti: Something, While My Guitar Gently Sleep, My Sweet Lord, Here Comes The Sun.

Sementara Ringo Star agak kurang beruntung dalam kreativitas, sehingga kritisi sering rada kejam mengecam: 'Sementara Lennon dan Paul lagi sibuk ngarang lagu, si Ringo asik maen ping-pong'. Ringo gak marah, malah dalam film semi documenter milik Paul yg berjudul 'Give My Regards to Broad Street' (1984) serta didukung Ringo Star (Lennon udah wafat), disitu ada adegan saat Paul udah siap nyanyi 'Yesterday' di studio sementara Ringo malahan sibuk mencari tongkat pemukul drum. Akhirnya selama rekaman terus berlangsung, Ringo tetep sibuk sendiri hingga rekaman selesai.
Hal ini sekaligus menjelaskan, kenapa di lagu 'Yesterday' (juga di lagu 'The Long and Winding Road' versi asli The Beatles, gak terdengar pukulan drum. Karena Ringo memang alpa, serta menjawab spekulasi kalo lagu balad itu memang 'gak kena' kalo pake suara drum kecuali diiringi orkestra (nuansa string). Dari film itupun muncul rekaman album solo Paul kesekian, yg menghasilkan hits berjudul 'No More Lonely Nights' yg juga hits di Indonesia.

Nah, sekarang gimana dgn John Lennon? Si pendiri The Beatles yg udah urakan sejak sononya akibat produk broken home, sering digelar sbg paling intelektual sekaligus kritis. Termasuk gaya pemberontak dan suaranya emang lantang, lennon memberi karakter lugas tanpa basa-basi di karyanya. Kalo Paul jago mengaduk emosi lewat nuansa sentimental dan 'indah', maklum, Paul satu2nya dari keluarga mampu dan sempat kursus musik klasik segala. Sementara Lennon mengeluarkan uneg-unegnya lebih gamblang serta emosional. Maka kita coba periksa karyanya saat solo karir, katakan pada album solo keduanya yg berjudul 'Imagine' (rilis 1971, atau yg keenam saat rilis ulang taon 1985 dgn materi tambahan).
01. Imagine (Lennon)
02. Crippled Inside (Lennon)
03. Jealous Guy (Lennon)
04. It's So Hard (Lennon)
05. I Don't Wanna be a Soldier Mama, I Don't Wanna Die (Lennon)
06. Gimme Some Truth (Lennon)
07. Oh My Love (Lennon/Yoko)
08. How Do You Sleep? (Lennon)
09. How? (Lennon)
10. Oh Yoko! (Lennon)

Dari 10 lagu itu bisa dibagi 3 kelompok 'secara emosional', dimana dalam 3 hal itupun membuat Lennon jadi lebih terkenal sebagai musisi, tokoh dunia popular, maupun menjadi manusia.
1. Unsur Politik dan Kemanusiaan :
Sudah jelas, anthem 'Imagine' adalah roh-spiritnya. Membahas lagu ini, bisa jadi artikel panjang tersendiri secara konsep, aspek musikal, maupun popularitasnya. Namun menarik saat Elvis Costello pernah terkenal mengkritisi lagu bertutur ala hippies ini, yang menyatakan *Imagine, a world without borders, money, or strife*. Costello (itu loh, musisi dan pria demen baca serta beruntung sukses menikahi pianis Diana Krall) pernah komentar: *Who is a millionaire, that said, 'imagine no possessions'?*

Namun tanggapan tsb malah membuktikan, jika lagu 'imagine' memang kaya interpretasi serta menyentuh aspek kemanusiaan. Sementara lagu yg jelas mengandung sindiran politik, adalah 'Crippled Inside', 'Gimme Some Truth', serta judul gamblang nan provokatif; 'I Don't Want to be a Soldier Mama, .. etc'. Kecenderungan Lennon bermain politik atas nama kemanusiaan ini, sudah berlangsung lama sejak era The Beatles. Hal ini yg -konon- membuatnya kelak terbunuh dgn ditembak, dalam sebuah konspirasi politik yg melibatkan 'orang gila' sbg boneka (Mark Chapman).

2. Unsur The Beatles :
Dalam pengertian ini, adalah sikap lennon terhadap personil bitels. Terutama Paul, tokoh yg pernah bersamanya mendirikan The Fab Four, adalah sahabat karib sekaligus musuh besarnya. Sebuah sikap pribadi dilontarkan lewat lagu 'How Do You Sleep?'. Lennon sebel terhadap selera Paul yg dianggapnya sering merusak gaya bitels, seperti karya karikatural berupa lagu 'When I'm 64'.
Juga bukan rahasia, ada anekdot terkenal saat Lennon mampir ke restoran. Si pemilik langsung berseri-seri, khusus menghampiri Lennon dan langsung melayaninya secara pribadi sembari menyuruh pelayan menyetel lagu bitels. Berkumandanglah lagu 'Yesterday' (karangan dan nyanyian Paul), dan di luar dugaan, Lennon malah memaki serta langsung meninggalkan restoran. Lennon juga selalu menuduh Paul sbg penyebab bitels bubar. Pada 'How Do You Sleep', meski tanpa nama disebutkan, semua pendengar langsung tau kalo lagu itu ditujukan buat Paul. Kontroversi lagu ini selalu jadi kajian kritisi maupun penggemar bitels, bahkan Paul sendiri tak menyangkalnya. Paul bahkan membalas sindiran itu lewat lagunya 'Let Me Roll It' yg direkam bersama kelompoknya 'The Wings' di taon 1973, ato yg ceria (parodi) lewat lagu 'Band on the Run'.

Adanya contoh ini, seolah album 'Imagine' menjadi kontradiktif. Dimana Lennon mengajak pendengarnya untuk berbicara kemanusiaan (lagu 'Imagine'), dilain pihak ia malahan menghujat sahabatnya. Maka lewat lagu 'Its So Hard', terutama 'How' (nomor 9), Lennon seolah menetralisir tema albumnya dgn banyak retorika. Bertanya tentang Tuhan, ideologi dan agama, perang, kelaparan, kapitalis, persahabatan versus penghianatan, cinta sekaligus kebencian.

3. Unsur Cinta :

Inilah dominasi sentral album ini, termasuk lagu 'Imagine'. Tentu gk lepas dari pengaruh Yoko Ono, wanita yg terlibat aktif di album ini dgn satu karyanya berjudul 'Oh My Love, serta lagu hadiah Lennon yg berjudul tegas: Oh Yoko! Kelak juga diciptakan lagu berjudul 'Dear Yoko' yg menurutku rada 'wierd' (lagu riang, pake keplok tangan segala). Dibalik sosok bringasnya, ternyata Lennon memang tersimpan hati Rinto .. eh, sentimental.

Lennon total membuktikan dirinya bisa mencipta lirik, menulis lagu sekaligus menyanyikan melodi cinta dgn gaya sendiri. Meski khusus lagu 'Jealous Guy' yg awalnya berjudul 'Child of Nature' digarap bareng George Harrison (1968) untuk draft materi album 'The Beatles' (kelak dikenal sbg 'White Album'), namun Lennon memutuskan untuk kelak membawakannya secara pribadi. Demikian pula draft 'Oh My Love' ditolak terutama oleh Paul yg jelas gak pernah suka atas kehadiran dan campur tangan Yoko di studio.

Banyak yg menilai, 'Jealous Guy' adalah versi patah hati dari lirik lagu 'Imagine' jika ditinjau secara tema dan balada cinta. Namun Jealous Guy amat bersifat personal, sementara lirik Imagine lebih universal dan masal. Sehingga terhadap hal kompleks seperti beginilah telah membuat album 'Imagine' bisa dianggap masterpiece seorang John Lennon, mendoktrin sekaligus emosional, kontekstual dan tentu saja kontroversial. So .. Imagine, there is no Lennon!
You may say I'm a dreamer,
but I'm not the only one ..
Hope someday you'll join us,
and the world will live as one
-duke-

2 komentar:

  1. Anonim says:

    nice, asik bgt

  1. Anonim says:

    Imagine there's no HEAVEN, It's easy if you try. Lirik kontroversial namun relevan hingga situasi sekarang. Bahwa agama cuma semakin dijadikan alat pembenaran untuk saling menghancurkan, padahal seharusnya sebagai media agar saling menggenapi. Apakah mungkin??? Just use your imagination.