Grusin Rosen Production
Posted: Selasa, 21 Desember 2010 by LAGUPEDIA in Label: carlos vega, dave grusin, dave valentine, david benoit, diane schuur, larry rosen, lee ritenour, patti austinLagi mo nyicil tulisan soal Jazz, menuju Java Jazz 2011.
Ada sebuah sindikat musisi yg berkibar dari pantai timur
Amerika (East Coast style), berpusat di New York era 70an.
Yakni musisi Dave Grusin dan produser Larry Rosen membentuk
label khusus Jazz yg terutama meracik ramuan Smooth Jazz.
Ada sebuah sindikat musisi yg berkibar dari pantai timur
Amerika (East Coast style), berpusat di New York era 70an.
Yakni musisi Dave Grusin dan produser Larry Rosen membentuk
label khusus Jazz yg terutama meracik ramuan Smooth Jazz.
Persahabatan mereka dimulai sejak bersama mengiringi crooner Andy Williams, Dave bermain piano dan Larry sang drummernya. Keduanya menjajal bikin rekaman untuk mengorbitkan penyanyi Jon Lucien di bawah label RCA, lantas berkembang untuk jadi wadah pencari bakat khusus Jazz bagi label perekam Arista. Maka berkumpulah para talenta namun belum terkenal semacam Dave Valentin, vokalis latar yg pekerja keras Patti Austin, Noel Pointer yg dianggap permata belum diasah, bahkan pamor Dave Grusin melesat pasca mengeluarkan album Mountain Dance tahun 1979. Khusus ditangani Larry Rosen secara tehnis, album ini digarap secara digital yg masih tehnologi anyar saat itu untuk label JVC. Sekaligus menjadi album perdana Dave Grusin di bawah label GRP miliknya untuk produksi 1980. Sekaligus anggapan bahwa album One of a Kind adalah milik Polydor.
Walau produksi GRP cenderung dianggap kompromis menuruti selera pasar ala radio (airplay) dan komersil, namun memiliki idealis tersendiri yakni merangkul sekaligus mempopularkan Jazz menjadi lebih friendly dan marketable. Misalnya Patti Austin yg hanya berkubang sbg penyanyi latar, diberi kesempatan untuk tampil sendiri dalam album penuh, juga Dave Valentine yg tadinya cuma musisi studio lalu diajak bantu rekaman Noel Pointer. Valentine malah tercatat sbg artis rekaman pertama GRP lewat album Legends di tahun 1979. Kemudian bergabunglah para musisi yg kelak jadi andalan GRP serta berkibar sbg duta Jazz di tiap radio hingga ke seluruh pentas dan toko musik dunia. Melalui kombinasi artis berlabel Jazz Kontemporary dgn tehnologi digital serta boleh disebut sbg perusahaan pertama yg menjual rekamanformat CD. Hingga ke Indonesia mulai mengenal nama Lee Ritenour, Arturo Sandoval, Diane Schuur, Eric Marienthal, Dave Weckl, bahkan merangkul para legendaris seperti Eddie Daniels, Chick Corea, Gary Burton. Merekapun mulai membuat album tribute bagi tiap idolanya seperti Gershwin dan Duke Ellington favorit Grusin, David Benoit memilih Bill Evans bahkan kartun Charlie Brown.
Namun yg dianggap telah membesarkan dan melekatkan GRP pada pencintanya, adalah proyek session untuk manggung ke pelosok bumi. Atas nama GRP All Stars, rombongan artis Jazz menghampiri tiap panggung yg lantas direkam dan dijual sbg paket ekslusif. Gimmick yg berhasil seperti "Dave Grusin Presents GRP All-Stars Live In Japan" di tahun 1980 adalah awal kesuksesan, sekaligus melibatkan legenda lokal yakni Sadao Watanabe dalam pertunjukan di Osaka Festival Hall. Hal serupapun berlaku saat melawat ke Indonesia, rombongan ini pernah mendarat di Jakarta serta merintis jalur International Map of Music khususnya Jazz. Gaung yg saat itu dianggap gerbang dunia Jazz secara konsisten adalah Jak Jazz, gelaran yg membuat artis GRP menjadi akrab dan sering mentas juga kerja sama dgn musisi lokal (Karimata) dan radio (ARH).
Pendekatan ini yg membuat GRP menjadi trend maupun karakter tersendiri, segmentasi khusus seperti radio KLCBS di Bandung. Dan salah satu tonggak yg kini bisa disebut karya klasik pada khasanah Jazz dunia, adalah rekaman "GRP Live in Session" yg merangkum tour panjang dari JVC Jazz Festival dan Hollywood Bowl di Amerika hingga North Sea Jazz Festival dan Montreux seterusnya kemudian didokumentasikan tahun 1985 dalam bentuk rekaman CD. GRP Live In Session 1985 dapat disebut dokumentasi lengkap sekaligus tonggak yg mengabadikan Mountain Dance, Oasis, The Rit Variations, juga Diane Schuur mengadaptasi Reverend Lee secara khas. Ivan Lins juga mendampingi lirik Rio Funk serta penampilan yg terkontrol Carlos Vega dan kini almarhum. Setiap musisi menampilkan trade mark berikut kerjasama yg erat, lebur menjadi satu bendera yg sama, GRP. Sehingga boleh dikatakan bahwa untuk bisa mengenal serta mencintai Jazz secara popular dan gampang, GRP telah memberikan kontribusi yg bersahabat.
Selain melalui radio, rekaman dan pertunjukkan, rupanya GRP juga merambah lewat layar lebar seperti terlibat di ilustrasi musik score. Bahkan -konon- film The Fabulous Baker Boys (1989) merupakan biopic Dave Grusin beserta sang abang Don Grusin, yg uniknya juga diperankan abang beradik Jeff and Beau Bridges. Namun pastinya Dave Grusin yg menggarap musik filmnya bahkan meraih Grammy Award for Best Album of Original Instrumental Background Score, dan nominasi Oscar utk Best Original Score. Setahun kemudian GRP membuat merjer dgn MCA sehingga menjadi MCA-GRP Records. Lalu pada 1995, Dave dan Larry menjual saham mereka kepada Tommy LiPuma sbg pembesar PolyGram. Tommy lalu mengubur nama GRP menjadi bagian Verve Music Group pada 1999. So terus terang .. rada kehilangan juga dgn produksi GRP. Sahabat dan kenangan yg telah memperkaya seleraku terutama Jazz. Seraya mengingat lagi bahwa kaset GRP pertamaku adalah album Out of the Shadow milik Dave Grusin di Bandung 85an, sementara untuk CD rada lupa .. mungkin album Harlequin.
-duke-
Setiap penggemar musik jazz pasti pernah punya rekaman GRP ini...