The Alan Parsons Project

Posted: Minggu, 08 Januari 2012 by LAGUPEDIA in Label: ,
4

when I'm old and wise
bitter words mean little to me
Alan Parsons seorang gitaris blues yg berniat serius di bidang musik, namun merasa bakatnya pas2an. Maka saat ada lowongan kerja di studio Abbey Road milik The Beatles, tanpa ragu ia melamar dan diterima di usianya ke 19. Pilihan tepat karena kupingnya terasah tajam sekaligus prospek karir terbentang sbg sound engineer jempolan. Ia terlibat dalam dua album The Beatles yakni Abbey Road dan Let It Be, maupun proyek solo Paul McCartney juga mendandani album Ambrosia, Al Stewart hingga The Hollies. Namun puncak pengakuannya adalah setelah menggarap rekaman Pink Floyd nan legendaris, The Dark Side of the Moon dan banjir pujian. Pencapaian yg lantas malah mengusik ambisi sejatinya, Parsons perlu eksistensi sbg musisi sebenarnya dan bukan hanya tokoh di balik dinding studio.
Gayung bersambut, gak sengaja ia bertemu seorang pengacara yg hobi bermusik di kantin Abbey Road, bernama Eric Woolfson. Mereka segera saling cocok dan kebetulan Eric sedang membuat konsep musik yg berdasarkan rangkaian puisi berikut esay milik penulis Inggris kuno, Edgar Allan Poe. Eric lantas menawarkan Parsons untuk terlibat menyelesaikan konsep musiknya, di lain pihak Parsons merasa membutuhkan Eric yg melek hukum untuk menjadi manajer pribadinya. Kolaborasi terjadi lewat proyek kerja perdana di tahun 1975, maka lahirlah The Alan Parsons Project dimana Alan Parsons memiliki porsi kerja lebih besar selaku peracik nada hingga produser. Mengacu pada kesuksesan album The Dark Side of the Moon, Alan Parsons berencana membuat serangkaian proyek khusus melalui album konsep dgn tema tertentu. Adapun selaku pengarah musik, Alan Parsons cukup mengundang kolega Andrew Powell yg bertanggung jawab untuk urusan musik, aransemen orkestra sekaligus konduktornya. Kalaupun ada musisi studio yg boleh dianggap sbg anggota tetap APP, adalah gitaris Ian Bairnson. Selebihnya APP cukup menyewa musisi tambahan seperti bassist David Paton, drummer Stuart Elliott dan Mel Collins urusan saxophone. Khusus vokalis, Parsons agak cerewet dan selektif sesuai ketajaman kupingnya. Ia memilih vokalis berdasarkan karakter dan reputasi maupun kesesuaian dgn tema lagu hingga keseluruhan sbg album.

Beberapa nama besar sbg kolega maupun reputasi vokal yg sudah melekat lewat karyanya masing2, tercatatlah si suara sengau John Miles dan John Waite, Chris Rainbow yg melengking lewat Manfred Mann Band, Colin Blunstone dan Arthur Brown yg unik, frontman Ambrosia yakni David Pack, serta favoritku Gary Brooker dari Procol Harum. Terkadang Eric juga nyanyi khusus untuk lagu relatif mellow serta dianggap cathy namun uniknya sukses sbg hits APP seperti berjudul Time maupun Eye in the Sky. Secara musikal, APP boleh mewakili genre musik dalam konteks Art Rock dan sukses khususnya secara komersil mengarungi satu dekade lewat 10 album. Selanjutnya Alan Parsons menanggalkan atribur project dan masih membuat beberapa album, begitupun Eric Woolfson. Terkadang mereka mengadakan reuni atau merekam beberapa konser pertanda hubungan baik, hingga akhirnya Eric harus mengalah pada kangker ginjal dan meninggal 2 Desember 2009. Untuk kembali mengenang karya dan keabadian persahabatan mereka, berikut kususun pilihan pribadi sekaligus kesan secara popular tentang Alan Parsons Project:
Best of Stories:
01. The Raven (*)
02. One in Paradise (*)
03. Don't Let It Show (**)
04. Some Other Time (**)
05. Shadow of a Lonely Lan (***)
06. If I Could Change Your Mind (@)
07. Turn of a Friendly Card-2 (@@)
08. T i m e (@@)
09. Old and Wise (@@@)
10. Silence and I (@@@)
11. Amonia Avenue (#)
12. Days Are Numbers (##)
13. Let's Talk About Me (##)
14. Limelight (###)
15. Closer to Heaven ($)
16. Paseo de Gracia - instr. ($)
17. You're the Voice ($)
Taken from the Albums:
(*): Tales of Mystery and Imagination - 1976
Produk perdana sekaligus awal proyek yg mengambil interpretasi dari karya sastrawan Amerika (kelahiran Inggris?), Edgar Allan Poe yg terkenal lewat kisah2 surealisnya. The Raven (the Bugbird? Kurang jelas jenisnya nih) khusus dinyanyikan oleh John Miles, bagian dari sekuel yg menekankan nuansa symphonic vocoder didukung kemegahan The Westminister City School Boys Choir untuk menggali warna gereja. Best moments: The theatrical trio in To One in Paradise yg dinyanyikan Terry Sylvester (of The Hollies), Eric Woolfson dan suara Alan Parsons nan langka ke dalam kesatuan serupa "impian di dalam impiannya" kemampuan seorang manusia. Jadi inget film Interception deh.
i believed in my dreams ..
nothing could change my mind
'till i found what they mean ..
nothing can save me now
(**): I Robot - 1977
Album berdasarkan naskah Isaac Asimov, lalu disusunlah konsep futuristik lewat kegelisahan tentang invasi mesin yg akan mengambil alih peran manusia dan kemanusiaan. Ide ini yg sebetulnya mulai subur bermunculan sejak revolusi industri, serta norma pemikiran terhadap materialism berikut kejutan pada aspek spiritual dan kebudayaan. Dari buku Asimov pula lantas dikembangkan ide melalui film pop-culture seperti The Bicentenial Man (Robbin Williams), maupun film I Robot (Will Smith). Best moment: Lagu tematik Some Other Time yg mewakili fatalnya manusia ketika semakin anggap remeh perkembangan tehnologi yg seolah mengejar waktu. Juga nuansa orgen nan sakral pada lagu Don't Let It Show, presentasi balada kemanusiaan nan menggetarkan.
even though you know it's the wrong thing to say
say you don't care .. say you don't care
even if you want to believe there's a way
i won't be there .. i won't be there
but if you smile when they mention my name,
they'll never know you ..
and if you laugh when they say I'm to blame,
they'll never own you ..
even if you feel you've got nothing to hide
keep it inside of you .. don't give in
don't tell them anything .. don't let it show!
(***): P y r a m i d - 1978
Piramid, adalah simbol antara lampau, sekarang dan masa depan. Piramid, adalah simbol kemampuan dan kemapanan karya manusia. Piramid, adalah peninggalan, karya mutakhir dan harapan. Maka melalui piramid, selalu ada ketegaran dan sendirian untuk mengalahkan sang waktu. Melalui personifikasi piramid yg masih berdiri hingga detik ini, adalah tinjauan keabadian akan hari kemarin melalui mata hari ini. Best moment: Shadow of a Lonely Man, suara John Miles.
look at me now ..
a shadow of the man i used to be
look through my eyes and
through the years of lonliness u'll see
the shadow of a lonely man ..
there's nobody else
in the shadow of a lonely man ..
i can see myself
(@): E v e - 1979
"You can't live with them .. you can't live without them!". Konsep Eve boleh diterjemahkan berdasarkan kitab suci Samawi (konsep Adam dan Eva/Hawa), tapi dalam konteks ini adalah *how to explore the man's and the woman's perspectives, respectively of a failed relationship*. APP mempersembahkan album khusus bagi para wanita, satu-satunya karya APP yg hanya menampilkan penyanyi utama perempuan meskipun dalam dua lagu. Best moment: Vokal Lesley Duncan yg pernah mengiringi album The Dark Side of the Moon, kembali merintih liwat balada penuh pasrah, If I Could Change Your Mind.
can't pretend it's been lonely
since you went away, oooh ..
if i could change your mind
(@@): The Turn of a Friendly Card - 1980
"Terbukanya kartu baik", istilah khas dalam dunia perjudian, secara harafiah maupun simbolis dan dipengaruhi novel Philip K. Dick berjudul The Game-players of Titan. Bahwa hidup itu sendiri adalah sebuah arena judi, saling berlomba dgn waktu dan melego kesempatan lewat petualangan, bersiap jatuh dan menjatuhkan. Dunia akhirnya hanya mengenal kosep kalah atau menang, keberuntungan dan kesialan, tanpa terasa didikte oleh waktu yg tanpa kompromi terus berdetak. Kekuatan filosofi itu meresap lewat sekuel lagu Time, sekaligus menunjukkan bahwa waktu adalah pemenang sejati setelah rangkaian konsep Gambling dalam 5 bagiannya. Best part: Suara khas Eric Woolfson teramat "mesmerizingly beautifully" lewat anthem Time.
time, flowing like a river
time, beckoning me ..
who knows if we shall ever meet again
if ever .. but time,
keeps flowing like a river
to the sea ..
(@@@): Eye in the Sky - 1982
Sejujurnya, lewat album inilah perkenalan pertamaku dgn APP sesaat memasuki dunia SMA saat itu. Secara cover album sudahlah nyata melambangkan mata Dewa Ra sbg pengawas kehidupan dan isi jagad raya. Dalam interpretasi modern, menekankan konsep yg menterjemahkan ide sang futurolog George Orwell tentang adanya sang pengawas selaku Big Brother yg maha mengetahui dan mengatur segalanya, atau persis gambaran di film Minority Report. Entahlah apa manusia sudah merasa lebih berkuasa atau aman jika mereka telah memasang dan memantau lewat CCTV di tiap tembok dan plafond, padahal dia sedang terjebak pada kekerdilan sekaligus ketidak berdayaannya sendiri. Best moment: Dari seluruh lagu yg amat kuat, dapat ditetapkan bahwa epik Silence and I berikut atraksi orkestra megah pada interlude adalah briliant. Juga renungan Old and Wise (feat. Colin Blunstone's ethereal voice) diimbuhi solo Sax oleh Mel Collins pada bagian repeat dan fade of yg begitu memorable. Sementara instrumental Sirius yg begitu popular jadi jingle iklan maupun klip radio terpaksa gak kupilih, maupun lagu Eye in the Sky yg konon popular di arena pertandingan NBA sonoh.
we're two of a kind .. silence and i
we need a chance to talk things over
two of a kind .. silence and i
we'll find a way to work it out
(#): Ammonia Avenue - 1984
Album yg bermaksud religius yakni tentang konsep dosa asal namun dikemas secara komersil. Bisa dianggap sbg album paling bersahabat dgn radio karena tiap lagunya gak panjang, sesuai durasi siaran dan punya kekuatan sbg singel hits. Setidaknya ada tiga nomor yg kuat dan mandiri, Don't Answer Me, You Don't Believe yg mengenai interaksi antar manusia dan kendala berkomunikasi, serta balada Ammonia Avenue yg semakin mempopularkan APP sbg pengusung lagu manis. Best moment: the instrumental interlude to Ammonia Avenue, konsep bahwa manusia berpotensi dapat saling menghilangkan satu sama lain, menciptakan konflik dan tenggelam bersamanya, atau secara positif saling memperkaya berdasarkan potensi termasuk menutupi tiap kelemahan masing2. Berpulang kepada kebebasan memilih setiap individu berikut konsekwensinya.
through all the doubt somehow they knew
and stone by stone they built it high
until the sun broke through
a ray of hope, a shining light
ammonia avenue ..
(##): Vulture Culture - 1984
Di tahun 1984, Andrew Powell gak dilibatkan lewat sentuhan orkestrasinya pada project Alan Parsons ini. Berdampak karakter album Vulture Culture jadi berkesan lebih rock sekaligus gak tersusun secara konsepsi musikalnya. Bagi asumsi pribadi, terkesan album Vulture Culture tentang petualangan ala kolonial berikut penaklukan dan penemuan baru seperti tersusunnya Teori Darwin, pelayaran Colombus, maupun akulturasi budaya. Best moments: Lagu Days are Numbers (The Traveller) lewat vocal Chris Rainbow boleh menjadi highlite konsep Vulture Culture, balada tentang perjalanan dan ekspasi para peziarah.
the traveller is only passing through
he cannot understand your point of view
abandoning reality, unsure of what he'll find
the traveller in me is close behind
days are numbers .. watch the stars
we can only see so far, someday ..
you'll know where you are
remember, days are numbers ..
count the stars, we can only go so far
one day .. you'll know where you are
Namun secara umum boleh pula diinterpretasikan sbg perubahan gaya hidup westernisasi, pola individual sekaligus ciri konsumerisme ala "Let's talk about me". Manusia yg semakin mementingkan eksistensi pribadi berikut pemujaan terhadap egoisme. Tambahan info tentang perbincangan pada intro Let's Talk About Me:
(-)Left Channel: "Gentleman, the essence of the American military position presently. In all due respect to the Queen's government, is that the NATO allies have to present a military posture that is relevant to the core problems of what faces us all. Sure you're going to realize the socialization and military intelligence and military posture relates to the individual population and press interpretation of such"
(*)Speakers: "See .. see, these people don't want to hear what I have to say .. see, name a topic .. ah, I want Alan to do the talking. Hei Alan? Name the topic?"
(#)Alan: "Name the topic?"
(*)Speaker: "Yes, any topic .. any topic!"
(+)Right Channel: "Well, you must understand .. the essence of porcupinus contravius, which is generally the north American porcupine. Which are friends, and they are friends, here in Europe, don't perhaps have the opportunity to visualize or duly seek in a hunting mode .. is an animal that can directly assume a posture of defense through its natural vehicles. Everyone knows that porcupine
has a natural spinal region, is of critical nature 2 its offenders!"
(###): Stereotomy - 1985
Konsep yg bercerita mengenai karakter dan cara kehidupan tiap manusia pada umumnya, namun seringkali terjebak pada lifestyle dan tuntutan yg artifisial. Konon ada yg mengatakan bahwa manusia telah ditakdirkan melalui nasib sejak dilahirkan hingga kematiannya, tanpa disadari telah hidup tanpa kebebasan pilihan. Khusus pada jebakan pada kemasyhuran dan akibat kekayaan, manusia semakin kehilangan toleransi bagi lingkungan termasuk dirinya sendiri. Eric Woolfson pernah berujar, "I found the word -stereotomy- in an Edgar Allan Poe story called Murders in the Rue Morgue and it was the word that gave the hero the clue to solving the mystery. Poe used it in the 1830s or 40s, long before any kind of technological association with stereo or anything like that, and I thought it was a great Rock and Roll word! So I gave it my own meaning and the album started there". Best moments: Ian Bairnson's guitar and bass work on Limelight, diimbuhi vokal sendu nan khas Gary Brooker persis A Whiter Shade of Pale. Rasanya bakal kubuat tulisan tersendiri.
($): Gaudi - 1987
Sesuai judul album, adalah bertutur mengenai arsitek asal Katalunia yakni Antonio Gaudi berikut monumentalnya La Sagrada Familia. Gaudi dikenal sbg arsitekt nan eksentrik sekaligus "mandiri". Artinya selain dikenal terus melajang hingga akhir hayat, konon gaya desainnya memang lain sendiri dan .. gak ada pengikut alirannya. Kayaknya emang gw banget deh. Best moment: cuplikan instrumental Paseo de Gracia reprises a theme from the opening track La Sagrada Familia. Juga interlude pada balada Closer to Heaven yg dibawakan secara mistis oleh suara Eric Woolfson, betapa Gaudi yg sendirian namun tak pernah kesepian.
visions of rain fall out of blue skies
rivers of tears fall out of dry eyes
answer my question tell me no lies
is this the real world or a fool's paradise?
($$): The Very Best of Live - 1995
Bonus from recorded on the band's tour to promote Try Anything Once's Album (1993). Ada lagu bersemangat yg dikarang dan dibawakan oleh vokalis Manfred Mann yakni Chris Thompson. Lagu ini juga pernah dipopulerkan oleh rockers Australia, John Farnham untuk albumnya Whispering Jack yg juga terdapat dalam album kompilasi milik David Foster. Menarik saat The Voice dibawakan dalam versi original serta lewat garapan peramu nada Alan Parsons.
you're the voice try and unsderstand it
make a noise and make it clear ..
we're not gonna sit in silence
we're not gonna live with fear
-duke-

4 komentar:

  1. Anonim says:

    OLD AND WISE. SAD WHEN GETS OLD BUT NOT WISER. HE THINKS HE IS, APPARENTLY NOT.

  1. Akbar PU says:

    Like it .... specially Ammonia Avenue

  1. @SintongWilson says:

    An old says : "A body has a mind of its own after 40"

  1. Si Bolang says:

    tx info gaudi