I Have Nothing (1963 – 2012)

Posted: Senin, 13 Februari 2012 by LAGUPEDIA in Label:
6

share my life, take me for what i am
'cause i'll never change, all my colors for you
take my love, i'll never ask for too much
just all that you are and everything that you do
Telah banyak yg bilang berikut contoh, terkadang penghargaan terhadap kepemilikan baru akan terbukti ketika setelah hilang, entah disengaja maupun gak. Bisa kepemilikan dalam bentuk materi berupa rumah hingga korek api terutama saat perokok gak bisa menyalain rokoknya jam 3 subuh sementara tim sepak bola favoritnya ketinggalan kosong dua, juga kepemilikan non fisik seperti persahabatan bahkan usilan. Apalagi jika kepemilikan itu berupa barang yg punya kenangan, indah maupun buruk sehingga penuh berkesan, seperti pedihnya lirik dan lagu House For Sale milik Lucifer bagi selera oldies. Maupun kepemilikan lewat hubungan yg telah terjalin begitu indah atau malah keterlaluan menyebalkannya, mendadak hampa saat terputus karena alasan apapun bahkan dikangeni. Hidup jadi terasa ironis karena manusia seolah dapat lebih menghargai "sebuah kehilangan" ketimbang peluang kepemilikan sebelumnya, atau haruskah demikian supaya ada proses pembelajaran berikut berupa "penyesalan" yg selalu saja terlambat. Menyesalkah mereka yg menggadaikan 5 jam saban hari untuk terperangkap bak tua di jalanan Jakarta namun sanggup membeli mobih mewah ketimbang merdeka tapi bersahaja di pedalaman. Begitukah hakekat manusia melakoni panggungnya lantas menghidupi kenangannya?
i don't really need to look, very much further
i don't wanna have to go, where you don't follow
i will hold it back again, this passion inside
can't run from myself, there's nowhere to hide
Kehilangan memang gak selalu lenyap total, ada aspek bernama kenangan. Salah satu perempuan yg memiliki tenggorokan bagus serta paham mengolah produk bunyinya untuk selalu dikenang adalah Whitney Houston. Kepemilikannya yg menurutku aset paling berharga adalah lagu I Have Nothing, terlebih jika diterjemahkan "Aku gak punya apapun". Semacam euphimis keberadaan Whitney diantara para diva sekaligus panutannya walau ia berasal dari keluarga legenda seperti Dione Warwick kerabatnya maupun putri baptis Aretha Franklin. I Have Nothing sengaja diposisikan menjadi andalan ketiga dari musik film The Bodyguard yg juga diperankannya, sekaligus signatures Whitney sbg vokalis. Adapun singel pertama yg diluncurkan sbg andalan album soundtrack adalah balada I Will Always Love You karangan dan nyanyian Dolly Parton di tahun 1973an. Whitney sanggup menginterpretasi secara yahud walaupun diiringi gosip gak perlu bahwa ia ngotot "membeli" hak milik sehingga selanjutnya I Will Always Love You bukan lagi tercatat karangan Dolly Parton. Padahal mereka saling menyanjung termasuk Dolly Parton berterima kasih lantaran Whitney telah membuat karyanya terkenal lebih mendunia ketimbang "cuma" hits lagu country saja. Interpretasi berikut apresiasi Whitney terhadap I Will Always Love You telah menegaskan bahwa manusia sesungguhnya lebih menghargai "kepemilikan" tanpa perlu kehilangan, baik lewat kemampuan Whitney maupun karya Dolly Parton serta tetap menjadi kenangan setelahnya. Kenangan itu terasa lebih bermakna saat berorientasi ke masa depan ketimbang melulu berkubang di masa Jurasic, seperti terima kasih Dolly kepada Whitney.

don't make me close, one more door
i don't wanna hurt anymore
stay in my arms if you dare
or must i imagine you there
don't walk away from me
no, don't you dare walk away from me
i have nothing, if i don't have you
Begitupun saat singel kedua diluncurkan, gaya rancak I'm Every Woman tanpa sungkan didedikasikan Whitney bagi diva Chaka Khan sbg hits 1978an termasuk duo R&B Ashford and Simpson penciptanya. Kedua hits daur ulang ini sanggup beriringan menduduki posisi terhormat Top 10 Billboard edisi 1993, serta merajai radio chart secara Internasional. Hingga kemudian barulah Whitney menampilkan diri sekaligus menjajal reputasinya berupa singel ketiga, I Have Nothing karya Linda Thompson dan David Foster spesial untuknya. Pengakuan "Aku gak punya apapun" ternyata sanggup mengejar dua andalan sebelumnya hanya dalam tempo mingguan. Sekaligus tercatat sbg rekor yg belum pernah terjadi bahkan hingga kini, seorang penyanyi dari satu albumnya sanggup memasukkan tiga lagu dalam jajaran Top 10 Billboard. Whitney seolah memperagakan kepemilikannya tanpa perlu kehilangan terlebih dahulu terutama hubungan baik dgn "leluhurnya", malah menciptakan kenangan lewat I Have Nothing saat masuk nominasi ajang film Academy Award 1993 kategori Best Original Song, penghargaan Grammy Award 1993 untuk Best Song Written for a Motion Picture, hingga beberapa di tahun berikutnya seperti Soul Train Music Awards. Secara popular juga terpilih sbg lagu paling banyak dipilih untuk dinyanyikan para kontestan American Idol yakni 6 kali sejak diselenggarakan tahun 2003, maupun oleh Ricki-Lee Coulter untuk menembus babak 8 besar Australian Idol 2004.

I Have Nothing menegaskan jejak ke depan Whitney yg sebelumnya ditorehkan Saving All My Love maupun daur ulang lain The Greatest Love Of All. Meski seperti umumnya lagu karya Linda Thompson serta David Foster yg lebih bersifat "pesanan" tanpa perlu latar belakang khusus namun kaliber hitsmaker, I Have Nothing gak serumit atau belagak dirumit-rumitkan kayak tulisan ini maupun kisah A Whiter Shade Of Pale misalnya. Kecuali ide universal yg disesuaikan tema film yakni drama, Whitney is trying to deny herself how much she is in love with her bodyguard, but tired of doing it because everything she needs is in him. Mungkin kalau ditulis David Bowie atau untuk dibawakan Tori Amos, tema lirik I Have Nothing bisa dikembangkan rada sableng seperti tokoh cewek gak punya apapun kecuali sejenis mesin waktu. Maka si cewek akan menjelajahi masa lalu untuk bertemu kakek si bodyguard yg masih muda, siapa tau bisa jadian. Tapi seandainya benar dan dapat terjadi hubungan lintas era, berarti si bodyguard sekarang adalah cucunya time traveler atau karuan gak pernah jadi bodyguard? Padahal si cewek sampai perlu ke tempo doeloe justru akibat eksistensi plus naksir bodyguard yg sekarang. Malah ribet kan, jadi gak Whitney banget deh. Kembali sederhana dan normal sajalah bahkan gak punya apapun, justru itulah kekuatan I Have Nothing.
you see through, right to the heart of me
you break down my walls, with the strength of your love
i never knew, love like i've known it with you
will a memory survive, one i can hold on to?
Whitney menandatangani kontrak besar dgn label Arista yg secara finansial gak "nothing" untuk 6 album tahun 2001, bisa untuk pensiun di kemacetan rute Jakarta. Namun dalam perjalanan, ia baru menyelesaikan satu album I Look To You tahun 2009 dan gagal. Banyak kendala dapat diuraikan termasuk pelampiasannya pada narkoba, namun kondisi industri rekaman dunia memang sekarat oleh pembajakan dan perubahan trend. Penjualan CD semakin seret akibat mudah mengunduh dari internet maupun pemakaian format soft copy, sementara biaya konser tetap tinggi. Adanya Perundangan Hak Cipta Digital Milenium AS (US Digital Millennium Copyright Act) untuk merazia situs pencari seperti Google memang mulai berlaku untuk memerangi konten bajakan, namun belum efektif. Kepemilikan dan kehilangan menjadi paradoks, memiliki rekaman Whitney Houston hasil kemudahan download dan gratis sekaligus kehilangannya. Seperti ilustrasi bandar MP3 membajak lagu Whitney lantas berjanji akan membayar jika Whitney berhasil menebak apa keinginan sang bandar. Apa yg akan terjadi jika Whitney justru menebak, "Kalian gak akan membajak MP3 lagi". Seumpama tebakan Whitney benar, berarti bandar harus tepat janji untuk membayar, sekaligus membuat tebakan Whitney jadi salah. Jika Whitney memilih tebakan salah, maka kondisi yg mungkin adalah bandar akan membayar MP3nya, tapi ini gak memungkinkan karena saat bandar gak membajak lagi berarti ia telah melanggar janji dgn membayar walau tebakan Whitney salah. Maka demi kembali menjadi sesederhana sekaligus keindahan I Have Nothing, ketika Whitney pernah membuat pernyataan di sekitar tahun 2002 saat mulai terjerat narkoba, "Setan terbesar adalah diriku, adalah milikku sendiri. Whitney dan narkoba adalah kawan sekaligus musuh yg terbaik bagi diriku". Selamat jalan Whitney Houston, I have nothing dan terima kasih. Kepergianmu bukan kehilangan, namun kenangan untuk lebih memiliki sembari mengisi kehidupan seterusnya.
i will hold it back again, this passion inside
can't run from myself, there's nowhere to hide
your love .. i'll remember .. forever

-duke-

6 komentar:

  1. oXGerrYXo says:

    RIP... you will be missed

  1. Anonim says:

    Kok sama?

  1. hildi_77 says:

    "...hakekat manusia melakoni panggungnya lantas menghidupi kenangannya", sad but so true

  1. Anonim says:

    Banyak yang sudah terperosok di drugs dan alcohol akan tetapi entah mengapa mereak tak jera-jeranya, sejak era Janis Jopil, Amy Winehouse, bahkan korban tabrakan Tugu Tani oleh Afriani Susanti. karunia hidup dan bakat telah disia-siakan, sekarang giliran sang Diva dalam usia produktif. Cara membuat kenangan yg aneh ....

  1. Anonim says:

    14-02-12 = 0 ... Happy Valentine Whitney

  1. Anonim says:

    selamat jalan...

    salah satu penyanyi wanita yang sdh menguncang dunia.

    save water, drink arak!

    dion