K A S H M I R

Posted: Sabtu, 11 Februari 2012 by LAGUPEDIA in Label:
2

oo let the sun beat down upon my face,
stars to fill my dream ..
i am a traveler of both time and space,
to be where i have been ..
Suatu ketika bagian dari kerja, Robert Plant dan kolega sempat nyasar ke wilayah sebangsa Twilight Zone. Sejauh pandangan cuma pasir, lautan butir keemasan dipanggang matahari sahara bak lampu strobo raksasa. The Zepp on duty, sibuk menyelesaikan tour di Afrika bertajuk House of the Holly 1973, melintasi padang "waste lands" menuju Morocco Selatan. Percy sigap membunuh perjalanan dgn menggores kesannya lewat bait, sementara Pagey spontan menimpali bareng sitarnya. Mungkin perkara sitar inilah yg lantas makin menyihir naluri eksotis Percy dalam menggambarkan "middle earth" versi Tolkien, namun dalam pencerahan baru berupa konteks lain semacam "Arabic stuff". Apa daya konsepnya masih terpenjara antara referensi Valhalla dgn deja vu ala Imigrant Song yg terinspirasi sosok Maureen sang istri kelahiran India.

Akhirnya saat draft tadipun selesai dan diberi judul Driving to Kashmir, gak ada yg protes. Selain kadung percaya pada proses khayal sang vokalis, ditambah fakta bahwa The Zepp memang belun pernah mampir ke India bahkan gak tau apa dan dimana Kashmir. Boro2 paham bahwa wilayah tersebut terus disengketakan tiga negara, yakni Pakistan yg mengontrol Barat Laut, India di bagian tengah dan Selatan Jammu, serta Republik Rakyat China menguasai Timur Lautnya atau Aksai Chin. Lantas urusannya tema Valhalla dgn Shangri-la? Hanya metafora dalam merujuk progress kreatif Percy yg mulai meninggalkan kitab Lord of the Ring pasca kematian anaknya lewat album Presence, selanjutnya mengarah ke Morroco hingga Timbuktu di Afrika berikut Asia Timur tempat asal ibunya Karac Pendragon dilahirkan. Walau terasa ada salah persepsi, Percy bermaksud merujuk pada sebuah tempat eksotis atau mistis di sekitar Tibet semacam Xanadu atau Shangri-la tersebut. Maka jika kembali pada proses kreatif di gurun Sahara tapi kok bisa melayang ke daerah Shangri-la untuk judul Kashmir, ya harap maklum.
Namun apapun itu, kini semua telah paham terutama umat Rock. Bahwa Kashmir bukan sekadar judul, adalah melebihi sengketa apapun bahkan jadi aset dunia, berupa Anthem berdurasi nyaris sepuluh menit dgn harmonisasi dahsyat antara gempuran tambur dan riff magic dipadu String Section versi Morroco Orchestra. Kashmir adalah tonggak peradaban, milestone Heavy Metal walau Pagey secara pribadi lebih menganggapnya bukan contoh yg baik untuk sound Rock. Akhirnya, Kashmir adalah sabda wajib yg tak pernah luput pada tiap peribadatan Led Zeppelin di sepanjang konser 1975 hingga 1980 setelah bubar 1979. Maka Kashmir adalah signatures heavy metal, Kashmir seharusnya penengah tiap sengketa .. (but) who cares anyway?
my shangri-la beneath the summer moon
i will return again .. sure as
the dust that floats high and true
when movin' through kashmir ..

-duke-

2 komentar:

  1. Anonim says:

    goosebumps ....

  1. Anonim says:

    sabda wajib? what's yours?