CAVALLERIA RUSTICANA

Posted: Senin, 19 Desember 2011 by LAGUPEDIA in Label: , , , , ,
3

Ketika tirai panggung itupun perlahan ditutup,
Turiddu sang petani, masih berseru (bernyanyi):
"O Lola .. lovely as the spring's bright blooms!"
"Bercintalah, wahai kalian di bulan September ini". Dan September di Aussie adalah peralihan musim dgn sejuknya angin Winter dari Selatan menuju Spring nan ceria ke Utara Khatulistiwa. "Where's the flowers bloom, and the birds can sing", begitu lanjut Albert si supir shuttle bis kampusku yg Vietnamese, saat kemaren sempat chit chat sembari nunggu jadwal keberangkatan. Bis disini akan ngetem sesuai jadwal hitungan menit, dan langsung berangkat tepat waktu walau gak ada penumpangnya. Juga saat yg tepat untuk meresapi lagu2 anyar di ipod, terutama setelah minjem CD lalu convert ke MP3 dari koleksi City Library. Bercinta sajalah dgn mengapresiasi lagu, entah kenapa di sepanjang Winter aku jadi demen dengerin musikal atau operatik. Mungkin akibat keseringan ke perpustakaan yg cenderung penuh dgn koleksi klasik, musikal maupun film, salah satunya karya Mascagni.
Seorang Pietro Mascagni (1863 – 1945), sosok komposer penting dari Italy khususnya untuk bidang opera. Dia menghasilkan sejumlah 15 gubahan vocal opera berikut partitur untuk piano, sekaligus sukses menjadi dirigen-conductor orkestra. Serta yg bikin namanya mashur adalah gubahan opera berjudul Cavalleria Rusticana (Rustic Chivalry), dianggap sbg masterpiece mewakili era 1890. Mascagni mencurahkan kepekaannya untuk menterjemahkan suasana keras kaum pekerja (rustic) di musim panas Italia, menjadi lirih menusuk bak angin malam saat salju. Dia tidak berniat meredam kegelisahan maupun intrik kehidupan yg sulit tapi jamak pada kalangan jelata, melainkan menterjemahkan secara kontradiktif lewat kepasrahan tanpa ujung. Kondisi ini jelas lebih menyakitkan, seperti tikus diumpan keju dan dia tau ada sianida di dalamnya. Kegetiran dibuka lewat biola perlahan merintih sembari mengharap adanya "pembawa khabar baik" (chivalry) untuk merubah suasana, namun tak pernah kunjung tiba.

Opera Rustic Chivalry merupakan gubahan dari naskah pendek Giovanni Verga, lalu dikomposisi menjadi operette oleh Mascagni dalam format dramatis ato istilahnya Verismo Movement. Verismo (bhs Italy) merupakan musikal operatik yg berdasarkan kisah nyata (realistic) serta lebih bernuansa getir (violent). Kondisi berdasarkan kehidupan keseharian yg jamak di kalangan mayoritas (lower classes), sekaligus kebalikan dari gaya opera popular berciri sejarah (historical), megah dan akbar (epic) maupun mythological subject. Thus, Verismo berarti realism, dalam standard pagelaran modern disebut Melodramatic. Mascagni lebih memilih gaya realistik serta dibalur menjadi dramatik demi menggugah para penonton berkelas yg berkunjung ke amphiteater megah namun mengingkari kepahitan hidup di luar gedung. Mascagni serius dgn pesan dan tujuan karyanya ini, diketahui ia hanya pernah mementaskan Cavalleria Rusticana satu kali secara resmi. Artinya walau sambutan dan permintaan begitu menggebu, Mascagni tidak pernah bersedia membawakan karyanya ini lagi. Mirip pepatah, the lightning never strike twice. Maka para kritikus menulis alasannya, bahwa Mascagni menolak lebih dikarenakan takut akan merusak keindahan pertamanya. Secara logika benar, karena opera ini begitu pilu dan cenderung bisa membuat para penyanyinya (solois) terlalu larut dalam perannya. Karena jika penghayatan terlalu dalam, berabe saat giliran nyanyi tapi gak keluar lantaran sembari nangis.
Dibuka lewat latar belakang kehidupan petani yg keras di wilayah miskin Sicilia abad 19 (inget legenda tentang asal para mafioso di Italy?), tersebutlah sebuah perkampungan bernama Cavalleria. Kisah dimulai dan menyoroti lima tokoh sentral dalam pentas, yakni: Turiddu, sang petani (tenor); Santuzza, kekasih Turiddu (soprano); Lucia, ibunya Turiddu sekaligus penjual anggur (alto); Alfio, kusir dan pengangkut barang (baritone); serta Lola, istri Alfio (mezzo-soprano). Turiddu yg bekerja keras namun terus terbelit kemiskinan, menjalin hubungan dgn Lola si kembang desa yg penuh keinginan menjadi wanita glamour. Dilain pihak Santuzza terus mengharap Turiddu untuk dapat berpaling sejenak ke arahnya, ia mencintai Turiddu sejak lama. Untuk merubah nasib, Turiddu melamar menjadi tentara dan segera bertugas meninggalkan kampungnya ke medan pertempuran. Nyatanya Lola gak punya kesabaran menunggu, iapun berhubungan hingga menikah dgn Alfio yg juga sahabat Turrido.
Betapa hancur Turiddu saat kembali sbg pahlawan dan membawa penghasilan, namun kehilangan wanita yg menjadi alasan terbesar untuk pulang. Dalam frustrasi dan kecewa, Santuzza hadir membawa ketulusannya. Lola yg mengetahui kepulangan Turiddu apalagi mendengar hubungannya dgn Santuzza jadi terbakar cemburu sbg mantan. Juga reputasi mantan kembang dusun masih menyisakan perangainya (coquette), Lola bertekad berhubungan kembali dgn Turiddu yg sesungguhnya mulai mencintai Santuzza. Adapun peran Lucia ibunya Turiddu mulai penting karena warung anggurnya menjadi semacam "posko aduan" yakni saat Santuzza membeberkan perselingkuhan Lola kepada Alfio, juga Santuzza memohon pertolongan Lucia untuk membujuk Turridu kembali padanya. Lucia mencoba menetralkan suasana dgn alibi Turiddu ke kota membeli anggur untuk persiapan Paskah, namun kebohongan tetap akan terbongkar saat mereka akhirnya berkumpul.
Turiddu yg belum memahami suasana dan tahu pengaduan Santuzza kepada Lucia dan Alfio, merasa bahagia karena dapat berkumpul termasuk hadirnya Lola di lapak. Santuzza menjamu Turridu minum anggur semerah darah sehingga rada mabok, supaya memberi pengakuan diiringi sumpah "You shall suffer in blood for this". Kemudian Turridu menawarkan anggur kepada Alfio tanpa beban tetapi ditolak. "Ada masalah?", tanya Turiddu, Alfio menggeleng. Maka Turiddu menghampiri sahabatnya bermaksud berdamai, Alfiopun berdiri membalas pelukannya namun ditambah menggigit kuping Turridu. Ini perlambang tradisi Sisilia untuk menantang duel demi harga diri, Carok kalau di Indonesia. Sementara Alfio menyiapkan belati untuk duel di lapangan, Turiddu bersimpuh di kaki ibunya untuk menitipkan Santuzza agar disayangi jika ia gak bisa kembali ke rumah. Turiddu berpesan sesungguhnya ia mencintai Santuzza tapi gak sanggup menikahinya. Sementara hubungan dgn Lola sebetulnya sudah selesai hanya sebatas pelarian, maka ia bermaksud lebih baik mati saja karena kondisi semakin ruwet.

Well, naskah yg mungkin salah interpretasi atau meleset olehku. Capek juga menyimak dan menterjemahkan opera panjang ini, alur cinta pilu tak berujung sepanjang jaman karena selalu relevan. Seperti Santuzza saat mendapat pesan terakhir Turrido yg disampaikan oleh Lucia, maka ia malah menghambur memeluk jasad terkulai. "Hanno ammazzato Turiddu ..", jerit kepedihan yg selalu terlambat disadari, selain fakta masih akan terdapat Santuzza berikutnya. Prosesi Turridu sang Chivalry yg mati sembari tersenyum di tangan Alfio, the agony of love, menyisakan Santuzza harus hidup untuk menelan sisa kepahitan nan getir. Santuzza pula yg membuat Cavalleria Rusticana ikut dihadirkan pada film Raging Bull juga Godfather III (finale), contoh film getir yg kebetulan mewakili tradisi Italia serta menggambarkan betapa dahsyat sekaligus fatalnya peran sesosok perempuan.
Maka resapilah cinta diantara semerbaknya musim semi
Sebelum cawan menumpahkan anggur dan memerahkan salju
Hai para lelaki dan perempuan, kebebalan dan harga diri ..
-duke-

3 komentar:

  1. anto sulistyo says:

    SIP ...the agony of love ehmmmm

  1. Anonim says:

    desember kelabu!

  1. G2531 says:

    Kebahagiaan yg sejati sebetulnya tidaklah MAHAL, namun kita sering membayar MAHAL untuk Kebahagiaan Palsu. (Hosea Balou)